Minggu, 12 Juni 2011

National Character Building and Sustainable Development- SEMINAR INTERNATIONAL



Pada pertemuan terakhir dari perkuliahan Kapita Selekta, diadakan seminar internasional yang bertemakan "National Character Building and Sustainable Development" yang artinya "Membangun Karakter Nasional dan Perkembangan yang berkesinambungan". Pada Kesempatan kali ini Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Tarumanagara selaku tuan rumah dalam seminar ini bekerjasama dengan UPF (Universal Peace Federation) dan ASPIKOM (Asosiasi Pendidikan Tinggi Ilmu Komunikasi) bersama-sama menyelenggarakan acara ini dengan dukungan dari para pembicara yang kompeten di bidang tersebut. Seminar ini berusaha memberikan contoh dan cara yang tepat dalam membangun sebuah karakter bangsa. Dengan begitu proses pengembangan karakter para generasi muda dapat berjalan dengan baik. selain itu juga untuk memastikan terciptanya kedamaian, dan kesejahteraan bagi seluruh anggota masyarakat.
Seminar ini dibuka oleh Dekan Fikom Untar, dr. Eko Harry Susanto, M.Si, kemudian yaitu Prof. Dr. R. Agus Sartono, MBA selaku menteri pendidikan dan keagamaan, Memulai seminar internasional ini dengan bahasan mengenai "Good Character : Educated and Performances." Fokus utama dari pembahasan beliau adalah keseimbangan antara pekerjaan, pendidikan, tanggung jawab dan rasa hormat akan membentuk sebuah karakter yang baik. Melalui pendidikan, maka diharapkan karakter baik seseorang dapat ditanamkan sejak dini, seperti etika dan nilai-nilai kehidupan. Nilai etika berupa kepedulian, kejujuran, keadilan, tanggung jawab, kehormatan untuk diri sendiri dan orang lain, sedangkan nilai hidup berupa ketekunan, usaha yang baik, dan berpikir kritis.  Harapan masa depan untuk menghasilakn generasi baru yang cerdas dan kompetitif, melalui peningkatan kecerdasan terutama perbaikan dalam bidang pendidikan menjadi fokus pembangunan pendidikan pada periode 2010-2014 ini.
-If Wealth is Lost, Nothing is Lost. If Health is Lost, Something is Lost.
But, If Character is Lost, EVERYTHING is Lost.-
Kemudian dilanjutkan oleh Mrs. Mee Young Choi (UNESCO).  Beliau membahas mengenai sebuah pembelajaran yang menghasilkan perubahan “Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan”. Ada 4 hal yang ditekankan dan menjadi pilar dalam pendidikan, yaitu :
1.    Learning to know (belajar untuk tahu)
2.    Learning to be (belajar untuk menjadi)
3.    Learning to live together (belajar untuk hidup bersama)
4.    Learning to do and to transform oneself and society (belajar untuk melakukan dan mengubah diri sendiri dan masyarakat)
Keempat hal tersebut yang menjadi tolak ukur dalam sebuah pendidikan berperan penting dalam proses pembangunan karakter sebuah bangsa. Pendidikan menjadi sebuah faktor penting dalam membentuk karakter seseorang, walaupun memang ada faktor-faktor lain yang juga mempengaruhi hal tersebut.
Pembicara ketiga ialah Mrs.Ursula McLackland dari Universal Peace Federation. Topik yang dibahas mengenai “Pendidikan Karakter Sebagai Pondasi untuk Kepemimpinan yang Baik, Komunikasi, dan Pembangunan Bangsa”. Beliau mengatakan bahwa pendidikan yang baik berasal dari keluarga inti yang baik, lingkungan tempat mereka tinggal, serta kedewasaan yang dimiliki seseorang. Mengapa hal tersebut menjadi penting? Karena, keluarga dan lingkungan merupakan hal-hal yang dekat dengan kehidupan seseorang, terutama keluarga karena didalam sebuah keluarga, seseorang belajar untuk meniru perilaku seseorang. Menjadikan seseorang sebagai panutan dalam bersikap. Hal tersebut membuktikan bahwa karakter yang baik tidak hanya dapat terbentuk dari pendidikan formal saja.
Dalam prosesnya, mendidik seseorang harus menggunakan :
·      Head (kepala) : untuk mengetahui mana yang baik.
·      Heart (hati) : untuk peduli terhadap apa yang baik.
·      Hand (tangan) : untuk melakukan apa yang baik.
Ada beberapa hal yang cukup mempengaruhi perubahan karakter seseorang, yaitu alkohol dan obat-obatan dan pengaruh perkembangan media yang semakin pesat. Selain itu didalam lingkungan keluarga ada dua hal yang dapat menyebabkan karakter seseorang berubah yaitu perceraian serta seks di luar nikah. .
Sesi kedua dimulai dengan, Mrs. Multamia RMT Lauder mengenai Model Pengembangan Kepribadian Terintegrasi. Beliau merupakan salah seorang pengajar di Universitas Indonesia. Dalam pembahasan kali ini, kita diberitahu mengenai metode pengembangan kepribadian terintegrasi. Apa saja konten didalamnya dan bagaimana nantinya metode tersebut dilakukan melalui tiga tahap yaitu :
·      Diawal, mahasiswa baru mendapatkan pendidikan pengembangan kepribadian terintegrasi ‘soft skills’
·      Ditengah, mahasiswa kuliah deprogram studi masing-masing
·      Di akhir, mahasiswa mengikuti kuliah kerja nyata (K2N) di pulau-pulau terluar /terpencil untuk menerapkan ilmu dan kemampuan ‘soft skills’
Setelah melewati ketiga tahapan tersebut diharapkan mahasiswa yang mendapatkan pendidikan pengembangan kepribadian secara terintegrasi dapat menjadi lebih :
·      Lebih aktif
·      Lebih mandiri
·      Lebih mampu mencari solusi
·      Lebih kooperatif
·      Lebih berprestasi
·      (jumlah lulusan yang mendapatkan predikat cum laude cenderung meningkat dari tahun ke tahun).
Tujuan atau sasaran awal dari metode tersebut ialah untuk meningkatkan Kecakapan belajar (learning skills), kemampuan berpikir (thinking skills), cara menyelesaikan masalah (problem solving skills), bagaimana bekerja sama dalam berkelompok (teamwork skills), kemampuan komunikasi (communication skills), serta kemampuan dalam bidang teknologi informasi (IT and search skills). Diharapkan dengan melaksanakan metode tersebut seorang mahasiswa dapat memiliki bekal yang cukup dan dapat mengembangkan kepribadian mereka menjadi lebih baik.
Pembicara selanjutnya adalah Mrs. Suzy S. Azeharie mengenai Pentingnya Konstruksi dari Kepemimpinan Melalui Perspektif Gender. Beliau merupakan dosen tetap di Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Tarumanagara. Peter F Drucker mengatakan bahwa tidak ada Negara baik atau Negara buruk, hanya ada pemimpin yang baik dan pemimpin yang buruk. Menurut beliau, jika mendengar kata Kepemimpinan, maka akan jarang sekali seseorang yang mengaitkan hal tersebut dengan seorang wanita. Biasanya kata ini akan merujuk kepada seorang pria.
Seorang wanita biasanya jarang menerima posisi yang penting dalam perusahaan. Jadi sebenarnya jika kita berbicara mengenai kepimpinan maka kita akan bicara mengenai seorang pria, walaupun sebenarnya ada pemimpin-pemimpin wanita namun keberadaan mereka terkesan tidak dianggap. Wanita dianggap sebagai seorang yang merepresentasikan seorang pekerja rumah tangga yang harus melayani suami. Jadi masih terdapat diskriminasi dalam kepemimpinan. Hal ini mungkin terjadi karena Negara yang masih bersikap patriatik, sehingga terkesan kaku dalam membagi public dan domestic dan yang dirugikan adalah seorang wanita.
-       A Leader Means Someone Who Lead –
Mr. David McLackland menjadi pembicara terakhir dalam kesempatan kali ini. Beliau merupakan pembicara dari Universal Peace Federation. Topik yang diangkat mengenai Inisiatif Pendidikan Karakter. Jadi bagaimana pendidikan karakter itu dimulai sedini mungkin dan dimulai dari lingkung yang terkecil yanitu keluarga.
Pendidikan karakter menurut FW Foerster (1869-1966) bertujuan untuk mengembangkan karakter seseorang melalui metode belajar dan pembelajaran yang diharapkan mampu menata pola pikir dan cara pandang serta sikap dalam pergaulan dan kehidupan. Karakter yang baik akan terbentuk seiring dengan pembelajaran yang telah mereka terima.

“Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan”
oleh:Mrs. Mee Young Choi (UNESCO)-Seminar Internasional


4 hal yang ditekankan dan menjadi pilar dalam pendidikan, yaitu :
1.     Learning to know (belajar untuk tahu)
2.     Learning to be (belajar untuk menjadi)
3.     Learning to live together (belajar untuk hidup bersama)
4.     Learning to do and to transform oneself and society (belajar untuk melakukan dan mengubah diri sendiri dan masyarakat).
Keempat hal diatas merupakan tolak ukur dalam sebuah pendidikan berperan penting dalam proses pembangunan karakter sebuah bangsa. Pendidikan menjadi sebuah faktor penting dalam membentuk karakter seseorang, walaupun memang ada faktor-faktor lain yang juga mempengaruhi hal tersebut. 

SUMBER
Ringkasan dari Seminar Internasional
Gambar dari : http://www.google.co.id/ 

MODEL PENDIDIKAN PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN TERINTEGRASI DI UNIVERSITAS INDONESIA - SEMINAR INTERNATIONAL


SK DIKTI NO 43/DIKTIKep/2006
·       Rambu-rambu Pelaksanaan Kelompok Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi
·       Pendidikan Agama
·       Pendidikan kewarganegaraan
·       Substansi kajian untuk Bahasa Indonesia
SK Mendiknas RI No 045/U/2002
·       Pasal 2 ayat 2: Elemen-elemen kompetensi terdiri atas
·       Landasan kepribadian
·       Penguasaan ilmu dan keterampilan
·       Kemampuan berkarya
·       Sikap dan perilaku dalam berkarya menurut tingkat
·       Keahlian berdasarkan ilmu dan keterampilan yang dikuasai
·       Pemahaman kaidah berkehidupan bermasyarakat sesuai dengan pilihan keahlian dalam berkarya
Dasar pendidikan Pengembangan Kepribadian
·       Liberal Arts
·       Studies in a college or university intended to provide general knowledge and develop intellectual capacities.
·       4 Pillars of Education
·       Learning to know
·       Learning to do
·       Learning to live together
·       Learning to be
Rancangan Pendidikan Pengembangan Kepribadian
·       Liberal Arts-like UI=PPK
Melalui PPK mahasiswa berlatih dan mengembangkan :
·       Kecakapan belajar (learning skills)
·       Berpikir (thinking skills)
·       Menyelesaikan masalah (problem solving skills)
·       Bekerja sama dalam berkelompok (teamwork skills)
·       Komunikasi (communication skills)
·       Teknologi informasi (IT and search skills)
Sasaran Kompetensi
·       Memiliki kemampuan dalam berpikir secara kritis dan kreatif
·       Memiliki keingintahuan intelektual
·       Memiliki terampilan dalam memecahkan masalah
·       Memiliki kemampuan bekerja dalam kelompok dan berkomunikasi secara efektif
·       Memiliki integritas dan kesadaran, serta bersikap sesuai etika profesi
·       Memiliki kepedulian terhadap masalah yang terjadi di dalam masyarakat, bangsa dan Negara dilandasi takwa, budi pekerti dan etika
·       Memiliki keterampilan dalam menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa Inggris baik dalam kegiatan akademis maupun non akademis
·       Memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi, menilai dan mengolah informasi
·       Memiliki kemampuan dalam menikmati serta mengembangkan minat dalam seni/olah raga
Tahap Implementasi Rancangan PPK
·       Implementasi uji coba diadakan bertahap (3 kali pengujian)
·       2002 Pertama kali dicobakan; di 3 fakultas
·       Psikologi, Ilmu Komputer, Ilmu Keperawatan
·       2003 Dilaksanakan di 6 fakultas
·       Psikologi, Ilmu Komputer, Ilmu Keperawatan, Kedokteran Gigi, Hukum dan Teknik Sipil
·       2004 Diadakan orientasi belajar Mahasiswa (OBM)
·       Berisi basic learning skills sepanjang PPK;
·       Diadakan 10 hari sebelum kuliah berjalan
·       2005  hingga sekarang implementasi penuh di semua fakultas di UI
Sasaran Pembelajaran MPK Terintegrasi
·       Mampu menganalisis topic serta pemicu dengan menggunakan kerangka teori pada pokok bahasan Logika, Filsafat Ilmu dan Pancasila, berlatar belakang akhlak dan budi pekerti, masyarakat, bangsa, budaya, dan lingkungan hidup di Indonesia.
·       Mampu menjabarkan nilai-nilai akademik dan nilai-nilai yang dianut bangsa Indonesia dari berbagai kemajemukan persepsi Manusia dan budaya.
·       Mampu memecahkan permasalahan yang ada di masyarakat dengan menerapkan langkah-langkah belajar secara aktif, dan mampu menggunakan teknologi informasi.
·       Mampu menggunakan Bahasa Indonesia dengan baik dan benar dalam diskusi, presentasi, maupun dalam bentuk tulisan ilmiah.
Konten MPK Terintegrasi
·       Logika, Filsafat Ilmu, dan Pancasila
·       Filsafat
·       Logika
·       Etika
·       Ideology
·       Pancasila dan perspektif keilmuan
·       UUD 1945
·       Manusia. Akhlak, Budi Pekerti dan Masyarakat
·       Manusia sebagai makhluk individual, sosial dan budaya
·       Akhlak dan budi pekerti
·       Nilai-nilai akhlak dan budi pekerti
·       Fungsi akhlak dan budi pekerti
·       Penerapan akhlak dan budi pekerti
·       Norma sosial dan hokum
·       Masyarakat dan multikulturalisme
·       Bangsa
·       Kewarganegaraan Indonesia
·       Negara hokum dan konstitusi
·       Negara dan system politik
·       Wilayah sebagai ruang hidup
·       Sumber daya alam dan lingkungan
·       Keanekaragaman hayati dan konservasi
Konten MPK Bahasa Indonesia
·       Laras Ilmiah dan ragam bahasa
·       Topik dan tesis
·       Penyajian Lisan
·       Kerangka tulisan
·       Paragraph
·       Pengembangan paragraph
·       Ringkasan, Ikhtisar, Abstrak
·       Membaca kritis
·       Sintesis
·       Kutipan dan sistem rujukan
·       Format makalah ilmiah
Konten MPK Agama
·       Makna dan definisi agama
·       Makna dan definisi agama yang berlaku dalam wacana keilmuan dan teologi.
·       Makna dan definisi agama dalam tradisi filsafat dan antropologi.
·       Sejarah dan asal usul agama
·       Kajian historis-sosiologis, sejak kapan
·       Proses sebuah agama muncul dalam sejarah
·       Kajian dimensi-dimensi pokok agama
·       Dimensi Ketuhanan
·       Dimensi Keselamatan
·       Dimensi Etika Sosial
·       Dimensi Sosial Keagamaan
·       Potensi apa yang bisa disumbangkan oleh agama dan para pemeluknya dalam rangka memajukan bangsa dan masyarakat.
·       Agama dan Negara
·       Hubungan antara agama dan Negara atau agama dan politik.
·       Hubungan antar agama
·       Pada level nasional maupun internasional, wacana, diskusi, penelitian dan seminar mengenai hubungan antar agama semakin banyak.
·       Aspek ajaran yang bisa menjembatani perbedaan dan konflik antar pemeluk agama tanpa mengorbankan prinsip iman yang dianutnya.
Konten MPK Bahasa Inggris
·       Language Learning Skills
·       Reading
·       Structure
·       Writing
·       Speaking
·       Listening
·       Extensive reading
Konten MPK Seni
·       Nilai-nilai :
·       Kreativitas
·       Komunikasi
·       Manajemen diri (emosi)
·       Apresiasi estetika (alam, budaya, sejarah)
·       Melalui cabang-cabang seni rupa dan seni pertunjukan :
·       Seni lukis, Seni kaligrafi, Seni Fotografi, Seni Komik, Seni Batik, Seni Wayang, Seni Film, Seni Teater, Seni Karawitan Jawa, Seni Karawitan dan Tari Bali.
Konten MPK Olahraga
·       Nilai-nilai :
·       Sportivitas
·       Kerja kelompok
·       Tekun
·       Tidak putus asa
·       Semangat menjadi juara
·       Melalui cabang-cabang olahraga
·       Bulutangkis, sepak bola, bola voli, bola basket, tenis, tenis meja, futsal, softball
Kesinambungan
·       Diawal, mahasiswa baru mendapatkan pendidikan pengembangan kepribadian terintegrasi ‘soft skills’
·       Ditengah, mahasiswa kuliah deprogram studi masing-masing
·       Di akhir, mahasiswa mengikuti kuliah kerja nyata (K2N) di pulau-pulau terluar /terpencil untuk menerapkan ilmu dan kemampuan ‘soft skills’
Hasil Evaluasi
·       Mahasiswa yang mendapatkan pendidikan pengembangan kepribadian terintegrasi :
·       Lebih aktif
·       Lebih mandiri
·       Lebih mampu mencari solusi
·       Lebih kooperatif
·       Lebih berprestasi