Minggu, 27 Maret 2011

IKLAN DAN KEKERASAN SIMBOLIK - Oleh : Endah Murwani

Iklan merupakan suatu tampilan yang akan selalu hadir di dalam kehidupan kita sehari-hari. Iklan selalu beredar di sekeliling kita dan selalu dapat kita temukan dimanapun kita berada. Pada masa kini, iklan digunakan tidak hanya bertujuan untuk menawarkan suatu produk, akan tetapi iklan berusaha membentuk sistem nilai, gaya hidup maupun selera budaya tertentu. Iklan tidak hanya memvisualisasikan kualitas dan atribut dari suatu produk tetapi juga membuat  bagaimana sifat atau ciri produk tersebut memiliki arti sesuatu bagi kita. Dengan kata lain, iklan mencoba mendefinisikan image tertentu ketika orang menggunakan produk tersebut.
Iklan WRP dan L-men keduanya adalah iklan yang bertujuan untuk mengubah pandangan masyarakat bahwa susu tidak membuat gemuk melainkan membuat sehat dan menjadikan badan ideal. Kedua iklan ini mencoba membentuk realitas baru dimana dulu susu hanya dikonsumsi oleh anak-anak dan membuat badan gemuk, tetapi sekarang tidak lagi seperti itu.


IKLAN ADA DIMANA-MANA
·         Iklan ada dimana-mana, seakan mengikuti kemana saja kita pergi sepanjang hari. Di rumah, jalanan pasar, kantor, kampus, sekolah, stasiun, halte bus, bandara.
·         Iklan telah mengepung kita dari berbagai penjuru dan sepanjang waktu, sehingga memungkinkan kita untuk mampu menembus hampir semua celah kehidupan setiap orang.
·          Pengolah iklan seolah tidak akan melewatkan sejengkal tempat dan waktu untuk beriklan.
Iklan di Indonesia lebih memiliki kata-kata yang banyak dibandingkan dengan iklan luar negeri. Karena budaya orang Indonesia yang harus dijelaskan secara terperinci agar mereka mau dan percaya akan produk yang diiklankan. Iklan Ponds mencoba membentuk realitas kulit putih merona. Kata-kata “hanya dalam 7 hari……” sebenarnya tidak diperbolehkan oleh BPOM, namun Ponds mengakalinya dengan menggunakan kata “….nampak putih berseri…”. Dan itu diperbolehkan.

PERGESERAN FUNGSI IKLAN
·         Iklan tidak hanya sekedar bertujuan menawarkan dan mempengaruhi calon konsumen untuk membeli suatu produk. Akan tetapi lebih dari itu, iklan turut berpengaruh dalam membentuk system nilai, gaya hidup maupun selera budaya tertentu.
·         Iklan tidak hanya memvisualisasikan kualitas dan atribut dari produk yang harus dijualnya, tetapi mencoba membuat berguna sesuatu dan ciri produk tersebut mempunyai arti sesuatu bagi kita.
Bukan Hanya Sekedar Mewakili Produknya Tetapi Ada Arti Tertentu Bagi Kita
·         Dalam konteks inilah iklan mendefinisikan image tentang arti tertentu yang diperoleh ketika orang menggunakan produk tersebut.
·          Proses ini oleh Williamson (1978:20) disebut sebagai Using Product is Currency, yaitu menggunakan produk yang diiklankan sebagai uang untuk membeli produk kedua yang secara langsung tidak terbeli, contoh: susu bermanfaat bagi anak bayi, selain manfaatnya kita juga membeli pertumbuhan, kecerdasan dan lain-lain.
·         Pollay membagi fungsi komunikasi iklan menjadi 2:
1. Fungsi informasional, iklan memberitahukan kepada konsumen tentang karakteristik produk.
2. Fungsi transformasional, iklan berusaha untuk mengubah sikap-sikap yang dimiliki oleh konsumen terhadap merek, pola-pola belanja, gaya hidup, teknik-teknik mencapai sukses dan sebagainya.

Iklan Dalam Pemikiran Ilmuwan Sosial: Konteks
·         Baudrillard : iklan adalah bagian dari sebuah fenomena sosial bernama consumer society. Objek dalam iklan tidaklah berdiri sendiri melainkan dibentuk oleh sebuah system tanda (sign system).
·         Analisis Baudrillard berkontribusi dalam mengembangkan analisis mengenai produksi dan reproduksi pesan yang melibatkan peran dari citra (image) pada masyarakat kontemporer.
·         Barthes : menganalisa iklan sebagaimana layaknya seorang ahli linguistik.
·         Barthes : tertarik untuk membongkar makna dari pesan-pesan yang disampaikan lewat image maupun teks dalam media fenomena sosial lainnya. Makna ini dibongkar dengan terlebih dahulu menganalisa tanda-tanda yang merepresentasikan makna, dengan menggunakan semiotic sebagai kerangka analisa, Barthes menyumbangkan pemikiran mengenai peran media dalam reproduksi pesan-pesan ideologis.
Iklan itu membentuk suatu hyper realitas, realitas yang melebih-lebihkan. Beda Baudrillard dengan Barthes adalah, Baudrillard bagaimana iklan menggambarkan suatu citra, sedangkan Barthes r, tanda-tanda dalam iklan dianalisis dengan semiotik.

Bagaimana para ilmuwan memahami iklan?
·         Baudrillard : iklan dibentuk dari sign system yang mengatur makna dari objek / komoditas. Iklan juga dipandang sebagai perangkat ideologis dari kapitalisme konsumen (consumer capitalism).
·         Barthes : iklan juga dilihat sebagai signs yang mengatur makna yang ingin disampaikan oleh pembuat iklan. Makna ideologis yang dimiliki iklan dibuat senetral mungkin, proses signifikasi (pembuatan tanda/sign) yang kemudian disebut Barthes sebagai myth (mitosnya seperti apa, contoh maskulin seperti apa? Putih seperti apa).

Bagaimana iklan memproduksi pesan?
·         Baudrillard : iklan sebagai wacana yang dikodekan (coded discourse) dan melekat pada sebuah produk tidak memiliki hubungan dengan realitas (hyperreal).
·         Barthes : menganggap bahwa tanda masih bisa merepresentasikan system realitas (signifikasi tingkat I / denotasi). Sedangkan pada signifikasi tingkat kedua (konotasi), tanda bisa merepresentasikan sesuatu yang hanya bisa dipahami lewat situasi cultural/sosial yang sama.
·         Sementara sebagai sebuah myth, signs dalam iklan dianggap merepresentasikan pesan ideologis dari si pembuat iklan (dalam konteks ini adalah kaum borjuis).

Bagaimana pesan diterima khalayak?
·         Baudrillard menegaskan bahwa melalui kode-kode dalam sebuah pesan manusia sadar akan dirinya dan kebutuhan-kebutuhannya. Kode tersebut secara hirarkis memiliki tingkatan yang digunakan untuk menandakan perbedaan-perbedaan (distinction) dari status dan kelas. Contoh : mobil espas, dapat kita jadikan lelucon dari eksekutif pas-pasan, namun sekarang sudah tidak lagi banyak yang menggunakan espas melainkan lebih memilih Avanza, bahkan BMW untuk menunjukkan status sosial lebih tinggi.
·         Barthes berpendapat bahwa iklan memiliki berbagai makna sesuai dengan tingkat signifikasi yang dilakukan oleh khalayak. Dengan demikian makna dari pesan yang disampaikan oleh iklan menjadi sangat majemuk.

Memahami iklan dengan konsep kekerasan simbolik Bourdieu
·         Bagi Bourdieu, seluruh tingkatan pedagogis (tindakan) baik itu yang diselenggarakan di rumah, sekolah, modia atau dimanapun memiliki muatan kekerasan simbolik selama pelaku memiliki kuasa dalam menentukan system nilai atas pelaku lainnya, sebuah kekasaan yang berakar pada relasi kuasa antara kelas-kelas dan atau kelompok-kelompok sosial dalam masyarakat. Contoh: tanpa sadar kita menerima apa yang dikatakan oleh orang tua, guru, teman dan bahkan media (iklan).
·         Diasumsikan bahwa media dan iklan merupakan sarana yang digunakan untuk melakukan tindakan pedagogis dari kelas/kelompok sosial tertentu.
·         Arena iklan tidak hanya menjadi ajang konsentrasi image simbolik produk yang ingin dipasarkan namun juga image simbolik realitas sosial secara luas.
·         Iklan menjadi sebuah mesin kekerasan simbolik yang bisa menciptakan system kategorisasi, klasifikasi, dan definisi sosial tertentu sesuai kepentingan kelas/kelompok dominan.
·          Image-image simbolik yang diproduksi iklan seperti misalnya kebohongan, keharmonisan, kecantikan, kejantanan, gaya hidup modern pada dasarnya merupakan system nilai yang dimiliki kelas satu atau kelompok dominan yang diedukasi dan ditanamkan pada suatu kelompok masyarakat tertentu.
·         Proses penanaman nilai melalui iklan dapat membentuk habitus tentang system nilai tersebut. Sehingga iklan tidak hanya menciptakan subjek yang dapat meregulasi diri terkait konsumsi produk namun juga subjek yang dapat merugalasi diri terkait klasifikasi dunia social, disini kemudian terjadilah kekerasan simbolik.
·         Image-image yang diproduksi iklan adalah tindakan pedagogis yang dapat memaksakan secara halus nilai-nilai, standar-standar dan selera kebudayaan kepada masyarakat atau sekurang-kurangnya memantapkan preferensi kebudayaan mereka sebagai standar dari apa yang dianggap tertinggi, terbaik dan paling abash. Dominasi kelas terjadi tatkala pengetahuan, gaya hidup selera, penilain, estetika dan tata cara social dari kelas yang dominan menjadi abash dan dominan secara sosial.

KESIMPULAN :
Televisi dikatakan banyak kalangan sebagai media komunikasi yang paling besar pengaruhnya terhadap perubahan social karena kemampuan audiovisual yang ada pada televisi adalah kekuatan yang luar biasa jika dibandingkan dengan media komunikasi yang lainnya. Sehingga manakala iklan menggunakan televisi sebagai etalase dan jendela untuk menjual produk industri, maka semua kemampuan televisi dieksploitasi untuk kepentingan kapitalis. Dan tanpa disadari iklan dan televise telah menjadi media yang paling besar andilnya terhadap globalisasi.
Iklan-iklan mengenai kecantikan dan kejantanan seperti yang ditunjukan oleh produk susu WRP dan L-men membentuk pola pikir baru dalam masyarakat. dimana secara tanpa kita sadari kita mengasumsikan bahwa tubuh ideal bagi pria dan wanita adalah yang seperti ditayangkan dalam iklan tersebut. Dan tentunya lewat iklan - iklan ini terdapat kekerasan simbolik dimana masyarakat menerima secara pasif pesan apa yang disampaikan melalui iklan seperti halnya dapa teori komunikasi jarum suntik (jarum Hypodermik



Sabtu, 19 Maret 2011

☺INTERACTIVE COMMUNICATION & CONSUMER BEHAVIOR ☺- Oleh : DR. Chairy


• Decisions, Decisions: Tactical Communication Options 
- The Source of the message 
Celebrity, career woman, etc 
- The message 
Negative consequences, comparison, etc 
- The media 
Print ad, TV, website, etc 
- The target market 
Status oriented, frustrated, etc 

THE ELEMENTS OF COMMUNICATION 

• The message initiator (the source)/the sender 
• The medium 
• The message 
• The target audience (the receivers) 
• Feedback – the receiver’s response 


The Traditional Communications Model
Interactive Communications 

• The traditional communications model doesn’t tell the whole story… 
- Consumers have many choices available and greater control to process messages 
- Permission marketing 
More successful in persuading the consumers who have agreed to let him or her try 
Ex: SMS – REG …… 

Update Communications Model 

• Consumers are now proactive in communications process: VCRs, DVRs, video-on-demand, pay-per-view TV, Caller ID, Internet 

THE SOURCE 

• The source of a message can have a big impact on the likelihood that a message will be accepted 
• Expert, celebrity, or “typical consumers”? 
- Utilitarian products/high performance risk products: vacuums 
- High social risk product: jewelry, furniture 
- Everyday product/low risk product; cookies 
• Two particularly important source characteristic: credibility & attractiveness 

The Source Credibility 

• Source’s perceived expertise, objectivity, or trustworthiness 
• Credibility of informal sources 
Strong – have nothing to gain from the transaction; WOM 
• Credibility of formal sources 
Not-for-profit sources > for-profit sources 

• Credibility of Spokespersons and Endorsers 
- Endorser credibility are important when message comprehension is low 
- Match must exist between product attributes and endorser attributes 
- Credibility is higher when endorser’s demographic characteristic are similar to those of target audience 
- ………..(the person)? 

• Message credibility
 
- The source 
- The reputation of the medium; the retailer 
- Consumer’s previous experience with the product 

• The sleeper effect
 
- The process whereby differences in attitude change between positive and negative sources seem to diminish overtime 
- Both positive and negative credibility effects tend to disappear after a period of time (six weeks) 
- Dissociative cue hypothesis: over the time the source and the message become disassociated in the consumer’s mind; consumers simply forget the source faster than they forget the message 

• Source bias
 
- Knowledge bias: source’s knowledge about a topic is not accurate 
- Reporting bias: a source has the required knowledge but his or her willingness to convey it accurately is compromised (Taufik & Yonex) 
- Britney Spears drinks coca-cola & “drives Honda City”; Jamie Aditya drinks Teh Botol, etc 

• Hype Vs Buzz: The Corporate Paradox 
- Hype: corporate propaganda planted by a company to create product sensation; inauthentic 
- Buzz: word of mouth that is viewed as authentic and generated by customers 
- The corporate paradox: the more involved a company appears to be in the dissemination of news about its products, the less credible it becomes. 

The Source Attractiveness
 

• The source’s perceived social value 
• “What is beautiful is good” stereotype : physical attractiveness 
• Celebrities as communications sources; match-up hypothesis; the drawbacks of celebrity endorsers 
- Madonna & Coca-cola 
• Non human endorsers 
- Cartoon characters and mascots, virtual models 

THE MESSAGE
 

Words or picture? 
• Verbal stimuli affect the utilitarian aspects of a product 
- High involvement situation; more frequent exposure 
• Visual stimuli affect aesthetic evaluations 
• Verbal element are more effective when reinforced by an accompanying picture: increase consumer recall of the verbal information 

Repetition 
• Double-edged sword: awareness Vs habituation 
• Limiting the amount of exposure per repetition (15 second spots) 

One-versus Two-sides messages?
 
• One sided; stress only favorable informations 
• Two sided: both good and bad points are presented 
• Friendly Vs unfriendly/critical audience 

Draw conclusions? 
• Personally relevant message: people will pay attention to it and spontaneously inferences 
• Hard to follow arguments or consumer’s motivation to follow is lacking: draw conclusions 

Comparative advertising? 
• Brand positioning strategis 
• Assist recall of the competitor’s brand? 
Ex: Clorox wipes Vs Windex Wipes, KIA spectra VS Toyota Corolla 


 Order effects? 
• Primacy effect Vs recency effect 
• The first, the last or in between? 

Emotional Vs Rational Appeals 
• The kind of audience (education) 
• The degree of involvement 

Sexual appeals 
• Varies from country to country 
• Must be relevant to the product 



Humorous appeals 
• Low involvement products 
• The audience already has positive attitudes toward the brand 
• Younger, better-educated, upscale, professional tend to be more receptive 

Impact of humor on advertising 
• Humor attracts attention 
• Humor does not harm comprehension 
• Humor is not more effective at increasing persuasion 
• Humor doesn’t enhance source credibility 
• Humor enhance liking 
• Humor that is relevant to the product is superior to humor that is unrelated to the product 
• Audience demographic factors affect the response to humourous advertising appeals 
• The nature of the product affects the appropriateness of humorous treatment 
• Humor is more effective with existing products than with new products 
• Humor is more appropriate for low-involvement product and feeling-oriented products than for high-involvement products. 




Fear appeals 
• Negative relationship between the intensity of fear appeals and their ability to persuade 
• More commonly used in social marketing context 
• Should be examined carefully before they are used. 


Kesimpulan :
Komunikasi yang interaktif menjadi sangat penting dalam dunia bisnis dan periklanan saat ini. Adanya interaksi antara pihak yang mengirimkan pesan dengan penerima pesan membuat proses komunikasi menjadi lancer dan sukses. Komunikasi adalah proses penyampaian pesan dari pengirim (komunikator) kepada penerima (komunikan) melalui suatu medium dan nantinya akan menghasilkan umpan balik (feedback). Dalam hubungan masyarakat dan periklanan, di dalam periklanan, seorang sarjana komunikasi dapat membantu perusahaan untuk memperkenalkan suatu produk dengan strategi yang tepat. 

Minggu, 13 Maret 2011

☺ SIMBOL dan ARSITEKTUR ☺-Oleh : Eduard Tjahjadi, Ir. Dipl Kapita

Simbol dan Arsitektur
Symbol :
Etymology:
symbolum (Latin)
symbolon σύμβολον (Greek )

objek, gambar, tulisan, suara, atau tanda tertentu yang mewakili sesuatu yang lain oleh asosiasi, kemiripan, atau konvensi.

Symbol :
·         merupakan salah satu cara manusia mengekspresikan sesuatu yang telah berlangsung disemua kebudayaan sepanjang waktu.
·         mencerminkan intelektualitas, emosi dan spririt manusia
·         memungkinkan terjadinya sebagian besar hubungan komunikasi manusia dalam bentuk tertulis maupun verbal, gambar ataupun isyarat
·         merupakan bahasa universal lintas budaya dan zaman.

Kenneth Burke described homo sapien as
"symbolusing, symbol making, and [a] symbol
misusing animal"
Arsitektur
Architectura – Latin
arkitekton, ὰρχιτεκτονική – arkhitektonike – Greek
artinya :
kepala atau pemimpin dan pembangun atau tukang kayu (Τεκτονική)

adalah :
seni dan ilmu merancang bangunan dan struktur fisik lainnya.

Arsitektur, dalam definisi yang lebih luas :
meliputi semua kegiatan desain :
• dari level mikro (desain bangunan atau bangun-bangunan, kompleks bangunan, desain furnitur).
• ke tingkat makro (desain perkotaan: kawasan, bagian kota, arsitektur lansekap) saat ini, arsitektur dapat merujuk kepada aktivitas merancang sistem apapun dan sering digunakan dalam dunia TI.
                                                       
Karya arsitektur sering dianggap sebagai :
·         karya seni
·         simbol politik dan budaya
Sejarah peradaban manusia sering diidentikkan dengan karya arsitektur yang masih ada sebagai bagian perjalanan peradaban manusia itu sendiri.


Karya arsitektur sering dianggap sebagai :
karya seni
simbol politik dan budaya
Sejarah peradaban manusia sering diidentikkan dengan karya arsitektur yang masih ada sebagai bagian perjalanan peradaban manusia itu sendiri.


Arsitektur lahir dari dinamika antara :
Kebutuhan      ><      Cara
Tempat                       bahan bangunan
Tinggal                        teknologi
Keamanan                  keterampilan yang tersedia
ibadah, dll            

Arsitektur sebagai tanda atau komunikasi
Uraian sederhana berikut preseden, diharapkan dapat membantu memperjelas kualitas penting arsitektur sebagai tanda atau komunikasi.

Vitruvius, arsitek Roma pada awal abad ke1 Masehi berpendapat, bangunan yang baik harus memenuhi tiga prinsip (De architectura) :
firmitatis utilitatis venustatis
daya tahan berdiri kokoh dan tetap dalam kondisi baik
utility bermanfaat dan berfungsi dengan baik bagi orangorang yang menggunakannya
keindahan menyenangkan orang dan meningkatkan semangat mereka dalam banyak peradaban kuno, arsitektur dan urbanisme mencerminkan keterlibatan konstan dengan yang ilahi dan supernatural.

Budaya tradisional melibatkan faktor-faktor yang bersifat :
fisik
nonfisik 
§  khususnya bersifat simbolik
§  Simbolsimbol digunakan untuk mengkomunikasikan makna susunan tertentu.


KRATON NGAYOGYAKARTA HADININGGRAT
pusat yang secara simbolis menyatu dengan lingkungannya dan menghubungkan secara vertical
·         mikrokokosmos (yang tampak) -- yang tertinggi dari rakyatnya.
·         makrokosmos (yang tidak tampak) -- yang berhubungan dengan hal-hal diluar fisik.

Keraton Jogya
Simbolisme di dalam penataan kota Yogyakarta
Keraton didampingi oleh :
 dua alun-alun
 sebuah menara (tugu) di utara
 sebuah panggung Krapyak diselatan
 sebagai gabungan kehidupan mikrokosmos dengan kehidupan makrokosmos

CANDI BOROBUDUR

Berbentuk punden berundak, yang terdiri dari:

·         enam tingkat berbentuk bujur sangkar
·         tiga tingkat berbentuk bundar melingkar
·          sebuah stupa utama sebagai puncaknya. Dan beberapa stupa tersebar di semua tingkat-tingkatannya
sepuluh tingkat menggambarkan secara jelas filsafat mazhab Mahayana, yakni menggambarkan sepuluh tingkatan Bodhisattva yang harus dilalui untuk mencapai kesempurnaan menjadi Buddha.
Bagian kaki Borobudur melambangkanKamadhatu, yaitu dunia yang masih dikuasai oleh kamaatau "nafsu rendah".
Empat lantai dengan dinding berelief di atasnya oleh para ahli dinamakanRupadhatu, yang mempresentasi dunia yang sudah dapat membebaskan diri dari nafsu, tetapi masih terikat oleh rupa dan bentuk.
Tingkatan ini melambangkan alam antara yakni, antara alam bawah dan alam atas.
Pada bagian Rupadhatu ini patung-patung Buddha terdapat pada ceruk-ceruk dinding di atas ballustrade atau selasar.
mulai lantai kelima hingga ketujuh dindingnya tidak berelief. Tingkatan ini dinamakan Arupadhatu (yang berarti tidak berupa atau tidak berwujud).
Denah lantai berbentuk lingkaran.
Tingkatan ini melambangkan alam atas, di mana manusia sudah bebas dari segala keinginan dan ikatan bentuk dan rupa, namun belum mencapai nirwana.
Patung-patung Buddha ditempatkan di dalam stupa yang ditutup berlubang-lubang seperti dalam kurungan. Dari luar patung-patung itu masih tampak samar-samar.
Tingkatan tertinggi yang menggambarkan ketiadaan wujud dilambangkan berupa stupa yang terbesar dan tertinggi.
Stupa digambarkan polos tanpa lubang-lubang.
Di dalam stupa terbesar ini pernah ditemukan patung Buddha yang tidak sempurna atau disebut juga unfinished Buddha
Susunan Kota
Susunan Kota
Contoh dari Afrika Utara:
Kairo, Mesir
 sistem jaringan disusun secara organis

kota-kota di Timur Tengah tidak beraturan karena terbentuk dari kelompok-kelompok kecil yang tumbuh sesuai dengan kebutuhan mereka, tidak terencana dan belum didukung kemajuan teknologi.

Kota-kota di Timur Tengah mempunyai suatu struktur yang bertentangan dengan bentuk-bentuk kota di Amerika Serikat
Organisasi kota-kota Muslim dan Yahudi lebih :
• membatasi dan mengendalikan perilaku, dengan cara membatasi mobilitas, daripada meningkatkan pergerakan dan perhubungan lalu lintas
• Kota-kotanya memiliki sejumlah besar distrik yang spesifik dalam hal etnik, religius, ataupun fungsi

Amerika Utara
contoh dari Amerika Utara:
Washington, Amerika Serikat.
• sistem jaringan ini disusun secara teknis (beraturan)
• nilai tertinggi ditempatkan pada mobilitas dan fieksibilitas
Amos Rapoport,

§  Simbol dan Arsitektur
Karya arsitektur sebagai simbol
 kekuasaan
 politik
 kebangkitan/kejayaan kebangsaan
 ekonomi
 demokrasi
 kemajuan teknologi
 sustainability approach


Arsitektur Palace of Versailles memberikan suatu jarak untuk sampai ke istananya. Trik ini digunakan untuk memberikan simbol kekuasaan.


 gerbang kemenangan (Arc de triomphe) menghormati mereka yang berjuang untuk Perancis, terutama selama Perang Napoleon.
 di bagian dalam dan bagian atas busur ada semua nama-nama jenderal dan nama perang yang terjadi
 Monumen itu dirancang oleh Jean Chalgrin pada tahun 1806

Pawai kemenangan terkenal masa lalu atau di bawah Arc :
 Jerman pada tahun 1871
 Perancis pada tahun 1918
 Jerman pada tahun 1940
 Perancis dan Sekutu pada tahun 1944 dan 1945







Di atas gerbang adalah Quadriga, sebuah kereta yang ditarik oleh empat ekor kuda didorong oleh Victoria, dewi Romawi kemenangan
Desain Gerbang didasarkan pada Propylaea, pintu gerbang Acropolis di Athena, Yunani dan konsisten dengan sejarah Berlin klasisisme arsitektur (pertama, Baroque, dan kemudian neo-Palladian).
Gerbang pertama "Athena di atas Sungai Spree" oleh arsitek Gotthard Carl von Langhans.
Quadriga ibukota itu diukir oleh Johann Gottfried Schadow

1806
Prusia kalah pertempuran Jena-Auerstedt
Quadriga dibawa Napoleon ke Paris
1814
Napoleon kalah di Prusia dan pendudukan Paris oleh Jenderal Ernst von Pfuel
Quadriga dikembalikan ke Berlin, dilengkapi dengan simbol baru kekuasaan Prusia, Iron Cross
Gerbang tengah boleh dilewati hanya oleh keluarga kerajaan, serta anggota keluarga Pfuel (1814-1919).



JAKARTA
Arsitektur di Jakarta, antara lain:
RUNTUHNYA KEJAYAAN
karya-karya Arsitektur tetap dipertahankan sebagai simbol dari runtuhnya kejayaan suatu kekuasaan pada masanya, seperti yang terdapat di bawah ini:
Kaiser William Memorial Church (Kaiser-Wilhelm-Gedächtniskirche), Berlindibangun 1890 rusak parah akibat bom udara pada PD II, tetap dipertahankan sebagai simbol untuk mengingatkan kita atas kekejaman yang dilakukan manusia yaitu perang.

untuk itu, bangunan ini tetap dipertahankan dan kemudian dibangun sebuah gereja disisinya tetapi dalam bentuk yang lebih sederhana, agar perhatian orang tetap terarah kepada Kaiser William Memorial Church (Kaiser-Wilhelm-Gedächtniskirche).

Bom atom yang jatuh di Nagasaki dan Hirosima (6 dan 7 Agustus 1945) di Jepang merupakan suatu bukti kekejaman manusia. Bom tersebut telah membumi hanguskan dua kota tersebut.

Di kota Hiroshima, terdapat satu bangunan yang tetap bertahan akibat bom atom yang dijatuhkan tentara sekutu. bangunan ini sampai sekarang tetap dipertahanan sebagai monumen untuk memperingati jatuhnya bom tersebut dan dikenal dengan nama The A-Bomb Dome, Hiroshima. Sedangkan di Nagasaki terdapat titik sentral jatuhnya bom atom tersebut, dan kemudian diabadikan oleh pemerintah Jepang -- Nagasaki Hypocentre.
Selanjutnya, Jewish Museum, Berlin, merupakan salah satu karya arsitektur yang dibangun untuk mengingatkan kita akan kekejaman masa pemerintahan Hitler.

Bentuk bangunan yang tidak biasa (diambil dari bentuk Star of David), bentuk dinding yang adalah pilar-pilar tanpa atap menandakan bahwa penduduk Yunani waktu itu sangat terkungkung. Tubuh mereka berada di dalam bangunan sedangkan mereka tetap dapat melihat ke luar yang disimbolkan oleh jendela-jendela di musium ini.

Selain itu, tangga yang berakhir pada tembok, dapat kita asumsikan sebagai tanpa jalan keluar dan tidak adanya kebebasan.